Saturday, July 4, 2015

Ramadhan!

Long time no blogging, heheu. Tahun ini adalah Ramadhan pertama saya jauh dari rumah, bahkan jauh dari tanah air. Berasa banget enaknya hidup di Indonesia kalau lagi puasa begini. Waktu puasa yang hampir selalu stabil sepanjang tahun (kurang lebih 13-14 jam aja), ta’jil yang jenisnya ngga terhitung dan semuanya enak dan semuanya bisa dibeli di mana aja (kolak, es timun suri, es blewah, cendol, martabak, kurma, sampe gorengan dan sirop marjan, uhuu) dan kesempatan untuk berbuka bersama keluarga.

Di Kyoto tahun ini Ramadhan jatuh pada awal summer, pertengahan Juni sampai pertengahan Juli 2015. Karena masih awal summer, cuacanya masih bersahabat. Bahkan awal puasa ini masih musim hujan. Alhamdulillah, jadi belum begitu terasa haus atau capek. Yang paling berat adalah bangun sahurnya, haha. Subuh disini jam 3 pagi, dan matahari baru pamit selepas jam 7 malam. Isya baru mampir jam 9 malam, jadi bisa diperkirakan tarawih selesai jam berapa. Godaan terberat di siang hari pun bisa jadi bukan makanan atau minuman, melainkan mbak-mbak cantik berpakaian minim. Maklum summer. Untung saya cewek. Huft.

Tapi di balik kesulitan selalu ada kemudahan. Alhamdulillah banget di asrama saya, anak Indonesianya ada beberapa orang. Biasanya kami buka dan sahur bareng, jadi ngga perlu galau-galauan harus bangun malam dan makan sendirian. Apalagi hampir seminggu sekali ada acara iftar party keluarga muslim Indonesia, yang makanan Indonya berlimpah sampe bisa dibekel pulang. Surganya para bujang dan lajang seperti kami, uhuhuy. Kangen tanah air sedikit terobati. Mungkin ini bakal jadi salah satu yang paling dikenang sepulang ke tanah air nanti.

Sekitar sebulan sebelum Ramadhan mulai, teman-teman lab dan sensei saya sering bertanya tentang Ramadhan. Kapan dimulai (dan kenapa mulainya beda-beda)? Apa yang boleh dan ngga boleh dilakukan? Kamu ngga makan sama sekali? Bahkan minum air? Berapa lama? Ngga bakal pingsan? Aktivitas berjalan seperti biasa? Bagaimana kalau sedang sakit dan harus minum obat? Bagaimana dengan Ramadhan di Indonesia? Bagaimana dengan Ramadhan di negara yang siangnya terus menerus? Dan sebagainya dan sebagainya. Saya dengan ilmu yang cetek dan bahasa inggris yang seadanya hanya bisa berusaha menjelaskan sesederhana mungkin, dengan logika yang mudah dimengerti. Tetap saja, mereka berpikir shaum di bulan Ramadhan itu berat, haha. Mudah-mudahan penjelasan saya ngga menyesatkan.


Ramadhan day 18, and still going strong! Bismillah :D

No comments:

Post a Comment