Tuesday, December 20, 2011

My Own Money, My Happiness

Saya belum lama ini abis gajian *cieee gajiaan! Padahal honor proyekan doang, ga seberapa juga. Tapi lumayan lah buat jajan. Alhamdulillah :)

Nah. Selama ini saya punya sebuah teori. Sesuatu yang pertama kali dibeli setelah seseorang gajian dapat mencerminkan si orang tersebut. Saya sudah beberapa kali menerima honor dari proyekan, tapi biasanya honor tersebut habis untuk hal lain, misalnya nraktir ponakan-ponakan yang bejibun, habis buat ongkos sehari-hari (karena kalo punya uang, saya jadi ga minta ke orang tua), atau yang belum lama ini, habis buat perbanyakan skripsi. Haha. Jadi bisa dibilang saya belum pernah benar-benar membelanjakan honor saya untuk sesuatu yang saya inginkan.

Dari honor yang terakhir ini, setelah disisihkan untuk ditabung dan hal-hal lainnya, masih tersisa beberapa rupiah untuk saya jajan. Jajan pertama saya yaitu clear holder (map dokumen yang plastik2 itu loh, yang buat nyimpen ijazah, dll) karena tadinya dokumen-dokumen penting saya dari lahir sampai SMA masih disimpan di map-map terpisah. Akte kelahiran dan dokumen-dokumen SD malah masih nebeng di map Mamah-Bapak. Jadi setelah wisuda kemarin saya diamanahi Mamah untuk beli map dokumen sendiri, supaya berkas-berkas penting bisa tersimpan rapi dan ngga tercecer. Selain clear holder, saya juga membeli tempat pensil karena tempat pensil saya yang lama sudah buluk. Walaupun sudah lulus kuliah, punya tempat pensil yang agak bagus ngga dilarang dong? Toh saya masih punya pensil, pulpen dan kawan-kawannya yang lain yang butuh tempat bernaung. Barang lain yang saya beli? Stok cemilan, tentu :p

 Tapi di samping belanjaan awal saya, barang yang menurut saya paling representatif untuk teori saya di atas adalah.... *jengjengjeeeng. Buku tanaman. Hahahaha. Believe it or not, saya baru saja membeli dua buku tanaman (kenapa jugaa harus tanaman chaaa?). Yang pertama buku "Tanaman Hias Indonesia", satu lagi "100 Ide Aplikasi Vertical Garden Indoor dan Outdoor". Buku yang pertama dibeli atas rekomendasi dari Manceu, karena buku Galeri Tanaman Lanskap saya dipinjem orang dan ngga balik, jadi sekarang saya ngga punya referensi kalo mau nyari tanaman. Huhu. Intermezzo, tadi saya sempat lihat buku Galeri, harganya sekarang 130 ribu. Uwoh, padahal waktu beli dulu hanya 85 ribu (yaiyalah itu 4 tahun yang lalu). Dan saya memutuskan membeli buku satunya lagi karena tertarik setelah buka-buka sekilas, serta mempertimbangkan trend lanskap vertikal yang makin berkembang akhir-akhir ini *apa deh chaaa -___-

Daaan perasaan saya setelah membeli dua buku tersebut : PUAS. Ternyata memang beda ya rasanya, bisa membeli apa yang kita inginkan dengan uang sendiri, hasil keringat sendiri. Ngga heran orang bisa jadi workaholic, demi mendapatkan apa yang mereka inginkan. Hari ini, saya belajar sesuatu. 
Money can't buy happiness, 
but money can help you find your happiness. 
Though, money is not everything!

Sekian untuk celoteh saya kali ini. Thanks for reading.
Cheers :D

Monday, December 12, 2011

Berkebun

Hari minggu lalu saya menghabiskan waktu sepagian berkebun bersama Mamah. Oke, namanya aja sih berkebun, tapi intinya yang kami lakukan kemarin adalah repotting dan menata ulang letak pot-pot di depan rumah (maklum ga punya halaman luas, tanemannya di pot semua). Dan kemarin itu saya ngga foto2, jadi ini gambarnya nyomot dari mbahgugel semua :p




Jadi kenapa sih tanaman itu harus di-repotting? Hm kalo bagian ini mungkin teman-teman saya Titou sama Sendy lebih ngerti, karena ini adalah kerjaan mereka sehari-hari :p Saya disini hanya mau berbagi informasi sejauh yang saya tahu dan pelajari dari hasil magang sebulan di nursery, 4 tahun yang lalu.

Pertama, tentang repotting itu sendiri. Repotting bisa diterjemahkan secara bebas sebagai memindahkan tanaman dari satu pot atau wadah ke pot atau wadah lain. Pot lain ini bisa jadi lebih besar atau lebih kecil dari pot sebelumnya, tergantung kebutuhan maupun keinginan si empunya tanaman (misalnya mau dibonsai, berarti pake pot yang lebih kecil dong ya). Tapi istilah repotting setahu saya juga bisa digunakan untuk pekerjaan memperbarui media tanam.

Kedua, pentingnya repotting. Seluruh bagian tanaman tumbuh dan berkembang, termasuk akar (yang ngga kelihatan). Makin besar dan berkembang akar, ruang yang dibutuhkan juga makin banyak supaya tanaman ngga stres. Repotting juga bisa mencegah pot atau wadah rusak akibat akar yang menjulur kemana-mana. Jadi kalau ingin tanaman tumbuh makin besar, rajin-rajinlah mengganti potnya dengan wadah yang lebih besar juga. Demikian sebaliknya, kalau ingin membatasi pertumbuhan tanaman, tempatkan tanaman dalam pot dengan ukuran yang sesuai keinginan. Oiya, tanaman yang baru dibeli dari nursery atau abang keliling juga sebaiknya di-repotting untuk aklimatisasi. Terkadang tanaman dalam pot dari abang keliling hanya ditempatkan dalam media tanam yang kurang cocok, sehingga repotting diperlukan sesegera mungkin,atau minimal diganti media tanamnya. Repotting juga bisa diterapkan kalau kita ingin menyiapkan tanaman untuk display di wadah yang lebih bagus (masa tanemannya bagus tapi potnya butut, pasaran turun dong :p)



Repotting ini sebaiknya dilakukan dalam jangka waktu tertentu, misalnya beberapa bulan. Bisa juga menyesuaikan dengan kondisi tanaman, misalnya kalau akarnya mulai merusak pot lama, nah repotting ngga bisa ditunda lagi. Buat pembaca yang suka berkebun juga, ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan dalam proses repotting.
  • Setelah dikeluarkan dari pot lama, akar tanaman yang saling berbelit bisa direnggang-renggangkan dengan hati-hati. Maksudnya memberi ruang lebih pada akar untuk tumbuh di pot baru nantinya.
  • Media tanam dari pot lama sebaiknya jangan semuanya dibuang. Sisakan sedikit dalam bola akarnya supaya adaptasi tanaman terhadap media baru tidak terlalu berat.
  • Kalau akar tanaman sudah terlalu ruwet, bisa dipotong sedikit ujung-ujungnya. Tapi jangan berlebihan juga yaa motongnya.


Sekian dari sayaa. Semoga bermanfaat, dan terima kasih sudah membaca :D

Graduation Day


Alhamdulillah, Rabu 7 Desember 2011 yang lalu, saya resmi dikukuhkan menjadi Sarjana Pertanian :)

Wisuda, bagi saya, bukan sekedar simbolisasi kelulusan (pake toga, nunggu nama dipanggil, pindah kuncir, salaman sama rektor, terima ijazah walau masih fotokopian, pengalungan medali dan foto-foto) tapi juga sebuah hari dimana orang tua saya bisa ikut merasakan kelulusan saya. Lah emang sebelum-sebelumnya nggak? Ya enggak lah. Pas seminar, sidang, ngurus2 surat kelulusan dll saya berjuang di kampus dengan berbekal doa dari orang tua, sementara beliau-beliau hanya bisa menunggu kabar baik di rumah. Jadi wisuda adalah momen yang tepat untuk saya, mempersembahkan keberhasilan setelah kuliah selama 5 tahun (pas 5 tahun! harusnya lebih cepet :p) bagi orang-orang yang punya andil terbesar dalam hidup saya. Walaupun memang kelulusan ini belum berarti banyak dibandingkan apa yang beliau-beliau telah berikan, setidaknya hari itu saya bahagia melihat mereka tersenyum :)

Foto-foto ini repost dari facebook, tapi boleh ya saya muat lagi disini

Thanks a bunch Chanchan yang udah nyempetin dateng pagi2

Foto sama Bapak-Mamah dan Ibu Kadep

Twins in black and white, haha







Walaupun akhirnya bunga-bunga tersebut layu, tapi seneng banget dapet bunga ^^

Cheers! Thanks for reading :D

Monday, October 24, 2011

Balada Salon Sepuluh Ribu

Seorang gadis bernama Shafa berulang tahun hari ini. Untuk merayakan ulang tahunnya, ia menraktir beberapa teman sekolahnya di sebuah restoran fast food di sebuah pusat perbelanjaan. Ia juga mengajak serta sepupunya, Chiko. Selesai makan, gadis-gadis ini berjalan-jalan, window shopping mengitari pusat perbelanjaan tersebut. Pandangan mereka tiba-tiba tertumbuk pada sebuah kertas yang tertempel di kaca pintu sebuah salon. "Cuci - Blow 10.000". Shafa langsung mengeluarkan ponselnya dan berbicara, "Mi, Teteh mau nyalon yaa,.. " Sejenak terdengar ia berargumen dengan Ummi-nya. Tak lama, ia mematikan ponsel sambil menyunggingkan senyum lebar, kemudian mengajak Chiko dan teman-temannya memasuki salon.

Sekedar informasi, Shafa dan Chiko itu keponakan saya. Dan mereka masing-masing baru kelas 5 dan 6 SD -_______-. Saya, sebagai tantenya, merasa kalah telak walaupun hanya dengan cuci - blow sepuluh ribu. Saat saya seusia mereka, yang ada di otak saya hanya main, bikin peer dan belajar *kalo besoknya ulangan. Satu-satunya 'kecentilan' yang saya tahu hanya video klip Westlife yang ditunjukkan teman saya.

Betapa zaman sudah berubah *sok tua. Sedih.

Ini foto mereka. Sayangnya saya ngga mengambil foto setelah mereka selesai nyalon :p
kiri ke kanan : Shafa, Sarah, Chiko. Sarah masih sepupuan juga.

Tuesday, September 20, 2011

Mengikuti - Diikuti

Semakin banyak orang menggunakan berbagai jaringan pertemanan sebagai sarana meniadakan jarak. Yang paling booming sekarang mungkin twitter ya. Bisa dibilang "ga punya twitter ga gaul". Haha. Tapi saya sendiri sudah merasakan manfaat jaringan pertemanan yang satu ini, di antaranya sebagai sumber informasi (dan gosip) paling cepat.  Suatu peristiwa bisa langsung menyebar hanya dalam hitungan menit. Televisi aja kalah cepet loh. Apalagi koran dan media cetak lainnya, yang baru bisa menyajikan berita yang terjadi hari ini, pada edisi esok hari. Walaupun resikonya kadang berita dari twitter tersebut diragukan keakuratannya alias hoax. Tapi disini saya bukan mau membahas tentang itu. Saya hanya ingin menyampaikan pendapat pribadi saya tentang following-followers atau terjemahan bebasnya, mengikuti dan diikuti :p

Di twitter, kita mem-follow akun orang-orang yang menurut kita menarik untuk diikuti kegiatannya, misalnya para pesohor atau teman kita sendiri. Terkadang kita juga mem-follow suatu akun karena pengaruh teman (misalnya si A bilang, "eh si akun X seru loh twitnya"). Tidak jarang juga kita tertarik mem-follow suatu akun karena followers-nya yang bejibun *dalam hal ini bisa disebut twitter-celebs. Haha. Dan yang terakhir, kita mem-follow suatu akun karena tiba-tiba ada mention masuk, "Hey, folbek yiaaa.." -____-'

Nah, saya ingin bercerita tentang kasus yang terakhir ini. Banyak pengguna twitter pemula (atau seperti yang saya perhatikan, biasanya orang2 agak caper) yang mem-follow orang untuk difollow balik, alias 'folbek'. Haduh, istilah folbek pun kayaknya diciptakan sendiri sama mereka deh. Tujuannya jelas, untuk nambah follower. Kadang mereka ini menganut prinsip, makin banyak follower makin gaul. Entah teori dari mana. Dan saya baru-baru ini ada pengalaman dengan salah satu orang macam ini. Sebut saja Dudul. Dudul ini tidak sepenuhnya asing, tapi saya juga ngga kenal-kenal amat. Dia mantannya salah satu teman kosan saya. Singkat cerita, dia mem-follow saya dan ngga langsung saya follow, toh kita ngga sering komunikasi. Tapi karena dia minta difolbek, saya follow jugalah si Dudul *dengan agak terpaksa. Masalahnya muncul karena Dudul ini ternyata seorang RT abuser. Tahu lah, tipe pengguna twitter yang tiap ngetwit selalu pakai RT untuk menimpali, ngga pernah pakai reply. Saya malah curiga, jangan-jangan dia ngga tahu ada fungsi reply. Nyampah abis. Singkat cerita, tiap saya buka twitter selalu ada twit dia yang ngga penting, RT dari orang-orang yang ngga saya kenal, dan sangat mengganggu kesenangan saya membaca timeline. Jadi saya unfollow lah. Sehari setelah kejadian unfollow itu, ada mention masuk. Ternyata dari si Dudul. Bunyinya kira-kira begini "@akundwica (disamarkan demi menghindari tudingan promosi :p) and @seseorang unfollowed me (trus ada nama aplikasinya)". Eh ya ampun. Dia sampai menggunakan aplikasi untuk mencari tahu siapa yang sudah unfollow dia? Apa dia setiap hari mengecek jumlah follower? Begitu pentingnyakah satu atau dua follower? Dan tidak lama kemudian, kayaknya dia juga unfollow saya. Haha, bodo amat, yang penting timeline saya ngga penuh sampah dia lagii, lalalalaa *evil grin.

Seperti salah satu kutipan yang pernah saya baca (dari twitter juga), kira-kira bunyinya begini. "Twitter itu seperti kehidupan nyata. Orang mengikuti bila menyukaimu, dan mereka berhenti jika tidak menyukaimu." Jadi buat Dudul (yang kayaknya ngga mungkin baca blog saya), atau siapapun yang baca postingan ini, ingatlah, hati-hati ngetwit :p. Dan saya juga menyarankan tidak perlu ragu untuk unfollow seseorang. Ada semacam kepuasan tersendiri melihat timeline tanpa twit penuh RT yang mengganggu. Hehe.

Thanks for reading! Panjang banget postingan saya yang ini :p
Cheers :D

Sunday, September 4, 2011

Lack of Identity

I feel like losing myself. Losing mind, losing focus, and losing about what, who, and how I used to be. I think I used to be independent. Only me and myself. But since several months ago, people started to consider me not as myself. It was irritating sometimes. But now, I really can't stand it anymore. I'm tired being known as someone's somebody. Feels like I don't have my own identity, always related to someone else. It makes me upset. 

I just want to be consider as myself, again.

Monday, August 15, 2011

Abang Angkot Baik Hati??

Hampir 4 hari terakhir ini saya selalu buka puasa di jalan. Dan kejadian di angkot pulang hari ini cukup menggelitik untuk memacu saya berpikir. 

Jadi gini, saya pulang naik angkot 14 jurusan Bubulak-Sukasari lewat Pasir Kuda. Sebenarnya ini salah satu jalur alternatif, karena jalur utamanya adalah lewat Stasiun Bogor. Tapi karena perjalanan melalui jalur utama ini seringkali memakan waktu lama (karena ngetem dan macet yang bikin emosi di sekitar stasiun itu), jadi saya sekarang selalu naik 14 demi menghemat waktu dan mencegah cepet tua karena marah-marah di jalan. Supir angkot yang saya tumpangi itu abang-abang yang usianya kayaknya lebih muda dari saya, dengan ciri-ciri rambut cepak dan memakai anting di kuping kirinya. Uwoh, dari penampilannya sih gahar. Tipe-tipe supir yang nyetirnya suka ngebut, ngetril, ngesot dan ngepot dengan mulut ga berhenti sumpah serapah, atau untuk kasus angkot Bogor, ngomong dengan bahasa sunda paling kasar yang bisa bikin orang Bandung melotot dengernya. Singkat cerita, si abang supir ini (sesuai perkiraan saya semula) bawa mobilnya ngebut. Buuuttt. Berhubung lagi puasa saya berusaha berprasangka baik aja. Kali aja si abang pengen cepet-cepet nyampe pangkalan trus buka disana. Oiya, saat itu udah deket waktu berbuka. Atau mungkin si abang kebelet. Dan beberapa prasangka baik yang saya bikin-bikin lainnya

Beberapa ratus meter dari ujung trayek (saya turun di Sukasari), ternyata udah adzan magrib. Alhamdulillah, saya langsung ngeluarin bekel minum yang udah disiapin dari kampus dan langsung berbuka. Si abang menghentikan angkotnya di depan warung, lalu beli minum dan berbuka di mobil. Lalu tiba-tiba si abang nengok ke saya (penumpangnya cuma tinggal 2, saya sama mas-mas gitu) dan bilang "Teh, mau beli minum ga? Sekalian dibatalin puasanya mumpung ada warung." Karena saya udah minum jadi saya bilang aja nggak. Tapi dalam hati saya berpikir, alhamdulillah ni si abang ternyata baik, ga kayak penampilannya. Dan angkot pun kembali melaju ke Sukasari. Eh tiba-tiba si abangnya ngeluarin rokok dan mulai menyulut apinya. Yaah si abang, kiraiiiinn -______- Ternyata sama aja sama supir-supir angkot lainnya, tetep ngerokok (maklum saya anti banget rokok). Buyar sudah pikiran tentang abang supir angkot baik hati..

Tapi ceritanya belum abis. Pas saya turun, si abang ngembaliin uang dengan sangat sopan sambil bilang, "Makasih, ati-ati ya Teh," Eh nah loh bingung lagi deh. Jadi sebenernya si abang ini baik ngga sih? Apa dia baik karena liat muka saya judes bener ya? Entahlah. Satu lagi misteri tak terpecahkan *lebay.

Emm. Jadi hikmahnya apa? Aaah saya yakin pembaca adalah orang-orang cerdas yang bisa mengambil kesimpulan sendiri, jadi tolong jangan biarkan saya mencekoki pikiran Anda! Hehe *ngeles :p

Cheers! Thanks for reading :D

Tuesday, August 2, 2011

Finally!

Alhamdulillaah, akhirnya bisa seminar juga :D

Seminarnya udah Kamis lalu, tapi baru diposting disini. Felt very very happy when some friends came to support and see my presentation. Ga nyangka temen seangkatan yang datang lumayan banyak, exceed expectations *ngarepnya 5 orang yang datang aja udah seneng :D And fortunately, bisa dibilang cukup lancar walaupun agak belepotan.

Thanks for supporting dear friends! :*

Oke. Kostumnya kurang bagus karena jadi keliatan kaki semua :o



Udahannya tetep foto-fotoo :D

Cheers!

Happily Ever After

Sabtu kemarin, saya menghadiri resepsi pernikahan teman sma. Mempelainya, baik pria maupun wanita adalah teman sekelas saya di kelas 3 SMA. Dan setelah 5 tahun akhirnya naik pelaminan juga. So sweet :)

Karena ga punya fotonya, jadi saya ga bisa memperlihatkan kemeriahan resepsinya. Yaah cukuplah kalo dibilang meriah. Hehe. Kalau pembaca masih ingin tahu suasananya bisa diklik di sini. Oiya, link barusan akan mengarahkan Anda ke album teman saya (bukan sang mempelai yah), jadi jangan kaget kalau banyak foto yang empunya album *beware! she's gorgeous :)

Hal-hal yang agak perlu dicatat :
  • Saya ga sering datang ke nikahan teman (karena memang belum banyak yang nikah, hehe) jadi kemarin itu suasananya ramai agak mirip reuni sekaligus cucurak sebelum bulan puasa *loh
  • Entah kenapa setelah menghadiri resepsi, saya merasa (atau hampir berharap) bakal ada teman yang menyusul dalam waktu dekat. Hihi
  • Tips untuk tamu undangan : bila resepsi yang Anda hadiri menyediakan berbagai macam makanan dalam gubuk (bahasa kerennya booth) jangan lupa untuk mencicipi tiap jenis makanan, sepiring berdua atau beramai-ramai bersama teman atau gandengan Anda! Dengan demikian Anda bisa menikmati lebih banyak jenis makanan tanpa merasa kekenyangan :p

Last thing about the last wedding party. Beberapa teman SMA yang lama tak jumpa, spontan mengatakan ini saat cipika cipiki sama saya, "Ichaaa! Masih kurus aja sih?" dan entah kenapa, saya merasa kata masih itu digunakan untuk memperhalus kata MAKIN. Oke, fine! *manfaatkan resepsi *makan sebanyak-banyaknya

Sekali lagi. Selamat untuk Keke-Kharis! Semoga hidup kalian berbahagia, menjadi keluarga sakinah mawaddah wa rohmah. Aamiinn.. Just like in fairytales, "They lived happily ever after.."

Cheers!

Friday, July 8, 2011

Bersyukur

Mumpung koneksi speedy lagi bagus-bagusnya, boleh juga dimanfaatkan buat posting blog. Hehe.

Kali ini saya mau cerita tentang bersyukur. Akhir-akhir ini di tivi (kalo malem) ada iklan rokok yang modelnya Lukman Sardi itu loh, udah liat? Nah, di iklan itu ceritanya Lukman Sardi jadi tukang cuci mobil dan dia disitu (dengan takjub saya liat) selalu tersenyum dan menikmati kerjaannya sebagai tukang cuci mobil (plus cuci sapi). Dan karena dia selalu bersyukur itulah, dia dapat rezeki yang tak disangka-sangka (dapat tip lah, dapat senyum dari pelanggan cewek cantik lah, hehe) dan tampak bahagia.

Hubungannya sama postingan ini? Yah, mungkin kebetulan aja akhir-akhir ini saya lumayan sering liat iklan itu. Terus pas buka faceb**k ada message dari si ehem (haha) tentang doa anak-anak Gaza. Tentang sulitnya hidup mereka, tentang beruntungnya kita yang hidup nyaman di sini. Terus tadi siang dikirimin sms dari die juga, yang potongan isinya gini "..selamat menikmati nikmat-Nya kembali.. semoga kita menjadi orang yang bersyukur..". Ada lagi! Pas tilawah abis magrib tadi, ternyata tilawah saya sampai surah Ar Rahmaan. Sekedar mengingatkan, di surah tersebut ada satu ayat yang selalu diulang, yaitu "Fabi ayyi aa laaa i Robbikumaa tukadz dzibaan" yang artinya "Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?". Jegeerr. Berasa disentil. Mungkin selama ini saya kurang bersyukur? Terlalu banyak berkeluh kesah dan bersedih hati dengan cobaan hidup? *especially skripsi. Mungkin selama ini saya terlalu sibuk memperhatikan kesulitan-kesulitan sampai tidak sempat menikmati hal-hal sederhana yang membahagiakan?

Dulu pernah, saya iseng-iseng menghitung hal-hal yang seharusnya saya syukuri dalam hidup. Mulai dari lahir. Alhamdulillah saya lahir normal, Alhamdulillah saya lahir sebagai muslim, Alhamdulillah saya lahir di Bogor, Alhamdulillah saya lahir sebagai anak bungsu (haha). Dan seterusnya. Berjam-jam duduk sambil mikir, sama sekali ngga ada berhentinya kata-kata "Alhamdulillah" itu. Dan sekarang setelah saya merasa disentil itu, saya jadi ingat lagi. Betapa malasnya saya, hanya untuk bersyukur! Makanya hidup jadi berasa lebih berat saat ini.

Jadi, terima kasih untuk semua yang secara tidak langsung sudah mengingatkan. Lukman Sardi, si ehem yang sudah mengirimkan message dan sms, dan terutama Allah.. Dan saat ini, saya merasa jadi orang paling beruntung sedunia :)

Cheers.
nb. Mari membiasakan diri bersyukur :D

Tuesday, July 5, 2011

Iklan

Iklan adalah selingan saat kita menonton suatu acara. Iklan adalah selingan saat kita membaca koran atau majalah. Iklan adalah pop-up yang muncul di laman internet yang sedang kita jelajahi. Dan definisi baru iklan buat saya, adalah liat2 foto tanaman saat ngerjain skripsi *hahaa.


Some of plants images taken by me. Sooo long ago..

 Fuchsia

 Turnera (sering jadi gulma juga, padahal cantik ya)
 
 Kembang sepatu. Love the color!

 Lupa pohon apa. Liat di Balittro

 Kontras

 Ini jalan di Kebun Raya Bogor. Take a look at the gigantic trees

 Brownea. Pretty.


 Bunga agave! Sayangnya agave yang berbunga
harus siap-siap mati karena berarrti usianya udah tua :(


Pengen foto2 tanaman lagi, tapi sayangnya si camdig lagi diistirahatin karena baterainya bocor, ga mau nyala. Nanti lah dicariin baterai baru, dan siap hunting! :D




Thursday, June 2, 2011

Kepanikan Melanda (lagiii)

Okay. Now only eleven left. ELEVEN. And I'm one of the ELEVEN. Not good.


Bingung ya? What exactly I'm talking about? Ga salah dan ga bukan, skripsi. Sebelas orang itu adalah temen sekelas saya yang masih belum seminar. Sebelas, dari enam puluh. ELEVEN OF SIXTY. Dan saya salah satu dari sebelas itu (bosen yah diulang-ulang terus). Tapi ya itu, karena kepanikan mulai melanda lagi T__T.

Sebenarnya skripsi saya bukan hal yang sulit dikerjakan. Rumit pun ngga. Hanya butuh ketelitian lebih. Dan kesabaran (skripsi siapa yang ngga? alasan aja ini mah). Dengan semangat yang naik turun, jadinya malah ngga selesai-selesai.

Hmm daripada mengeluh terus-terusan, bukannya lebih baik kalau saya berusaha menyelesaikannya? *notetomyself. Sekarang waktunya makin mepet, karena kuota wisuda Juli 2011 hanya tersisa sekitar 400 orang lagi, sedangkan saya seminar aja belum. Ngga ada waktu lagi untuk malas-malasan, yang tersisa hanya waktu untuk ngotot. Ngotot mengerjakan, ngotot mengejar dosen dan ngotot revisi. Karena teman-teman saya yang lain mampu, kenapa saya tidak? Pasti bisa! Karena kelulusan berarti keberhasilan saya menyelesaikan studi. Karena kelulusan adalah bentuk pertanggungjawaban terhadap orang tua, yang telah mendukung dengan segala daya dan upaya untuk menyekolahkan anaknya *pengen nangis kalo inget pengorbanan orang tua.


Jadi, ayoo Chaa, semangaat!! Karena doa dan semangat ngga ada artinya tanpa dibarengi usaha dan kerja keras :D


Ya Allah, mohon mudahkan jalan menuju kelulusan. Dan wisuda Juli 2011. Aamiiin..

p.s. : saya nulis ini bukan sambil ninggalin skripsi, tapi di tengah kebuntuan ngerjain..

Thursday, May 26, 2011

Welcome!

Nyoba bikin blog. ;p
*mulai bosen sama facebook dan twitter, tapi mau bikin tumblr ga ngerti. Hehe.
Yah jadi intinya lebih mirip diary kali ya? Daripada dipikirin sendiri, malah tambah stres. 

Post everything! :D