Wednesday, December 12, 2012

Growing Up


Dulu, hari ulang tahun adalah sesuatu yang ditunggu-tunggu dan menyenangkan. Hari dimana orang-orang mendoakan, teman-teman merencanakan kejutan, keluarga memberi hadiah dan mamah masak nasi kuning komplit. Betapa waktu kecil dulu saya ingin cepat dewasa. Tapi sekarang, hari ulang tahun terasa menakutkan. Dengan kesadaran bahwa jatah umur yang ada akan semakin berkurang. Menjadi dewasa berarti makin banyak yang harus dipertanggungjawabkan, dan makin sedikit waktu untuk bersenang-senang. Makin banyak tuntutan yang harus dihadapi, dan makin sedikit yang dinikmati untuk diri sendiri. Makin banyak pertanyaan yang bikin galau, tanpa ada satu pun petunjuk tentang jawabannya. Ego yang harus makin ditekan, serta masa depan yang harus dipersiapkan.

How I hate to grow up :(

source : www.therobotspajamas.com


Dan lagu jadul yang satu ini cocok banget deh

"100 Years" - Five for Fighting

I'm 15 for a moment
Caught in between 10 and 20
And I'm just dreaming
Counting the ways to where you are
I'm 22 for a moment
She feels better than ever
And we're on fire
Making our way back from Mars
15 there's still time for you
Time to buy and time to lose
15, there's never a wish better than this
When you only got 100 years to live
I'm 33 for a moment
Still the man, but you see I'm a they
A kid on the way
A family on my mind
I'm 45 for a moment
The sea is high
And I'm heading into a crisis
Chasing the years of my life
15 there's still time for you
Time to buy, Time to lose yourself
Within a morning star
15 I'm all right with you
15, there's never a wish better than this
When you only got 100 years to live
Half time goes by
Suddenly you’re wise
Another blink of an eye
67 is gone
The sun is getting high
We're moving on...
I'm 99 for a moment
Dying for just another moment
And I'm just dreaming
Counting the ways to where you are
15 there's still time for you
22 I feel her too
33 you’re on your way
Every day's a new day...
15 there's still time for you
Time to buy and time to choose
Hey 15, there's never a wish better than this
When you only got 100 years to live 

Sunday, November 25, 2012

Sehari Aja (continued)

Masih ingat postingan saya tentang sehari tanpa hape? (kalo lupa bisa dibaca disini). Hari ini kejadian deh, saya ngalamin. Hape saya yang pake layar sentuh itu, tiba-tiba layarnya ngga responsif. Sebelumnya ngga jatuh, ngga kena air, tiba-tiba ngaco aja gitu. Mau ngetik huruf p, yang muncul u. Maksud ngetik u, yang nongol g. Udah dicoba matiin dan lepas baterai juga tapi masih ngga berhasil. Mungkin sampe diservis saya harus bertahan tanpa hape :(

Sunday, October 14, 2012

Inheritance

My mom, inherited me, passion of plants. Haha.

Our family live in a small house. When I was just a kid, we had a big mango tree in front of our house. It produced many sweet fruits every year but as it grew bigger and older the root became larger and started to ruin the floor. Finally we made decision to cut it off. Too bad. Now we have no frontyard nor backyard, but my mom still put many many plants everywhere.

welcome area with shelves made by my dad
plants on the stairs and shelves

a kind of simple vertical garden, isn't it?


even under the 'jemuran'

And lately, the orchids are blooming. Pretty :)




In the future, I dream of a home with frontyard and backyard so i can plant flowery plants, ornamental plants, medicine plants, fruit trees, shading trees, everything! Hopefully, aamiin..

Saturday, October 6, 2012

Introducing : Kongkows

Kongkow ini bukan geng. Bukan perkumpulan. Cuma beberapa gadis yang kebetulan temenan dari SMP, ditambah satu orang yang baru kenal di SMA. Cuma beberapa gadis yang kebetulan bimbingan belajar di tempat yang sama (kecuali saya). Kegiatan kami juga cuma kumpul beberapa bulan sekali, makan sambil bergosip (just like the others) atau karaokean lagu-lagu jadulnya Backstreet Boys sama Kahitna, ditambah beberapa lagu korea sesuai perkembangan zaman (yang korea ini pun saya ngga termasuk, hehe).

Secara ngga resmi, kami ini ada sepuluh orang. Dan saya mau cerita sedikit tentang mereka masing-masing. Sesuai abjad, biar adil :p

Aidilla. Ai ini the true scholar. Saya pertama kenal di lomba murid teladan SD tingkat kotamadya. Badannya kecil tapi kayaknya otaknya supergede. Sering rangking dan nilainya ngga pernah jelek. Dulu kuliah di Teknik Elektro ITB, salah satu jurusan paling susah ditembus (apalagi sama cewek) dan dapet setahun exchange ke Jepang. Sekarang nerusin studi dengan beasiswa di dua negara berbeda, Spanyol dan Swedia. Ai ini orang yang cuek, sangat sangat rasional, dan hampir ngga pernah terlihat mengumbar emosi, walaupun kadang ngomong ceplas ceplosnya agak bikin jleb. Haha.

Ajias. Anak ini sepintas tampak serius dan pinter. Kalo udah kenal dekat baru ketauan kacaunya. Bawel tapi tetep pinter sih. Lagi mengejar cita-cita jadi PNS dengan mempertaruhkan pekerjaannya di bank. Panikan, tapi kalau lagi makan lamaaa banget. Kadang jadi bahan tertawaan kami karena kebiasaannya salah ngomong. Paling seru waktu dia minta french kiss sama mas-mas petugas di fast food. Peace ya ji :p

Anis. Pendukung setia Arsenal dan McLaren sepanjang masa. Agak tomboy dan sangat suka olahraga, terutama bulutangkis sama voli. Atlet favoritnya Fu Haifeng (ahaha). Anis ini salah satu teman pertama saya di SMP yang bertahan sampai sekarang. Mungkin karena rumah kami searah, pernah ikut ekskul yang sama dan sering pulang bareng. Punya koleksi buku cerita sekamar penuh yang suka saya pinjem. Dia yang mengenalkan saya pada Harry Potter, Roald Dahl dan Eva Ibbottson. True sundanese dan punya keluarga super asik.

Henni. Mbak-mbak yang satu ini selalu kalem. Pake sepatu bertali aja kalem, padahal yang nungguin udah ngga sabaran. Makan juga kalem walaupun ngga selama Ajias. Kalau janjian sama Henni, pastikan jam janjiannya dimajuin satu jam. Bilang ketemu jam 8 kalau mau ketemu jam 9. Nanti nyampenya bareng deh. Tapi Henni ini berprestasi. Dia pernah menang kompetisi internasional tentang alternatif makanan bergizi untuk negara berkembang (semacam itulah) dengan tim dari jurusannya. Walaupun kalem, denger-denger kalo nyetir dia grusak grusuk.

Pepey. Anak yang ini mirip bola bekel. Lincah, kesana kemari dan hobi nyerocos. Tingkat pedenya di atas rata-rata dengan kemampuan yang memang mendukung. Sejak SMP suka nyanyi-nyanyi di kelas dengan lirik gubahan sendiri. Temennya dimana-mana karena sifatnya yang luar biasa supel dan humoris. Dari dulu kami sudah memprediksi bahwa Pepey bakal nikah paling cepet di antara kami, dan prediksi itu terbukti Juli lalu. Langgeng ya Pey :)

Rakhma. Cewek mungil yang akhir-akhir ini doyan kokoreaan. Bahkan sampai backpacking ke Korea bareng Siska dan satu teman lainnya. Termasuk jilbaber tapi semangat banget kalo karaoke lagu korea. Walaupun badannya kecil tapi beranian dan pendiriannya teguh (kadang ngotot). Bawa motor sendiri kemana-mana, meskipun beresiko nyasar. Sering jadi korban 'bullying' kami karena satu-satunya yang nggak satu SMP. Ahaha, peace Ma.

Siska. Talkative, fun and fearless. Jiwa padangnya suka kumat kalau liat barang murah yang bisa dijual lagi. Siska ini bisa dibilang humasnya Kongkow. Paling suka jalan-jalan belanja kado untuk yang ulang tahun, baru lulus atau nikah. Dulu waktu dia lulus duluan dari STAN dan udah kerja sementara kami masih jadi mahasiswa, paling suka nraktir makan atau karaoke dengan embel-embel "ini bukan nraktir, ini investasi!" (bisaa aja nih si Ika). Doyan variety show korea juga dan biangnya Backstreet Boys. Tujuan hidupnya dulu ada 3 : nonton konser Kahitna, nonton konser Backstreet Boys dan pergi ke Korea. Semuanya udah terlaksana. Sekarang tujuan barunya adalah umroh atau haji (aamiin).

Tita. Posturnya mungil dengan mata besar yang terlihat innocent (bohong banget). Suka joget-joget sendiri atau ngomong dengan kelakuan lebay dan ekspresi ala artis infotainment. Kalo lagi kumat pokoknya juara banget deh, lewat semua artis sinetron. Lagi suka niruin teteh Syahrini. Di balik tampilannya yang ceria dan tanpa beban, dia punya tujuan serius jadi ahli ekonomi syariah dan sekarang kuliah di Malaysia untuk mencapai cita-citanya.

Nurul. Panggilannya Uul. Bisa dibilang sebagai motor penggeraknya Kongkow. Paling rajin ngehubungin orang-orang untuk ngajak kumpul atau minta ide kado yang mau dibeli. Yang unik dari Uul adalah dia sama sekali ngga makan nasi atau apapun yang mirip. Suka sewot kalau digodain "ul makan nasi atuh ul" atau diajakin makan dengan menu nasi. Pas SMA dulu pernah batal makan soto gara-gara ada sebutir nasi nempel di tangan ibu-ibu yang jual sotonya, dan ada sebutir lagi nyemplung ke kuah sotonya.

Kami memang ngga sering kumpul-kumpul. Tapi Kongkow merupakan salah satu keluarga kecil saya yang membuat hidup saya jadi lebih berwarna dan seru. Hope our friendship will last forever, girls :)

(ki-ka : Uul, Anis, Siska, Tita, Pepey & suami, Ajias, Rakhma, Henni, saya. Aidilla ga ikut poto)











*poto diambil dari fesbuk tanpa ijin, hehe

Sunday, September 16, 2012

Sehari Aja...

Gara-gara dengerin lagunya mbak katy perry yang part of me. Ada satu baris liriknya yang berbunyi, 'i just wanna throw my phone away'. Untuk ukuran lirik lagu ngga bisa dibilang baru sih, tapi saya jadi kepikiran. Kalau saya nonaktifin hape seminggu aja, atau sehari aja, pengaruhnya apa ya?

Belum sempet dipraktekin, saya udah pesimis duluan. Kalo hape dimatiin pasti nanti bos saya marah-marah nyariin. Mungkin nanti klien ngamuk-ngamuk nanyain. Bisa jadi nanti mamah saya kesel karena ga ada yang bisa disuruh beliin lauk malem-malem pas saya pulang kerja. Itu baru dari orang-orang di sekitar saya. Untuk saya sendiri? Pasti nanti saya kebosenan sendiri karena ga bisa ngegames kalo lagi bengong. Mungkin sepanjang jalan pulang saya harus dengerin ocehan ibu-ibu di kereta karena ngga nyetel lagu dari hape. Bisa jadi nanti saya ngerasa ngga gaul karena ngga buka social media.

Ternyata saya udah ketergantungan berlebihan sama hape. Mungkin hal yang sama udah terjadi sama orang-orang yang jadi teman seperjalanan saya di kereta setiap hari. Yang walaupun kereta penuh sesak dengan manusia, tetap memilih untuk megangin hape sambil melototin layarnya daripada pegangan biar ngga jatuh. Mungkin hal yang sama udah terjadi sama orang-orang yang makan dengan hape di sebelah tangan sambil melototin layarnya daripada memperhatikan isi piringnya. Mungkin hal yang sama juga yang terjadi pada orang-orang yang tetap bertahan dengan hapenya daripada memperhatikan orang-orang di sekitarnya, bahkan yang ada di depan mata mereka. Ini saya baru menemukan istilahnya : NOMOPHOBIA. Ada artikelnya juga yang bisa dibaca disini.

Mungkin ada baiknya kalau ada satu hari, cukup satu hari dalam setahun, satu hari tanpa hape. Walaupun saya tahu kalau ada negara yang menerapkan hal ini pasti bakal dihina diprotes didemo habis-habisan sama rakyatnya.

Serius, saya cuma penasaran. Dulu, sampai sekitar awal tahun 2000an kita bisa hidup tanpa hape. Harusnya sekarang juga bisa kan? Toh di alam kubur nanti juga ga bakal ada hape.

Sunday, September 9, 2012

Return to Blog

Sama seperti temen2 blogger lainnya yang mulai posting blog lagi setelah vakum, hari ini saya mau kembali mengaktifkan diri menulis blog. Tapi tidak seperti mereka yang topiknya nikahan, saya mau berbagi pikiran random yang ringan2 aja deh, hehe.

Beberapa hari yang lalu saya baca timeline seorang motivator yang saya follow, temanya waktu itu adalah hidupkan blogmu. Haha, kesindir banget deh saya bacanya. Misalnya bagian "Buat apa punya blog kalo ngga dilihat dan diisi?". Terus ada juga temen kuliah saya yang sekarang lagi merantau di negeri jiran yang berhasil saya racunin buat bikin blog. Nah masa saya ngajarin buat blog tapi blog saya sendiri terbengkalai? Jadi sekarang saya ingin memantapkan hati lagi untuk rutin posting. Tapi untuk bisa memenuhi target itu, saya harus menanyakan kembali sama diri saya sendiri. Buat apa sih ngeblog?

Dulu saya mulai bikin akun blogspot yang pertama dengan alasan yang teramat mulia : latihan nulis yang baik dan benar buat skripsi, haha. Tapi setelah akun blog yang pertama itu hangus entah kenapa, lalu saya buat akun kedua (yang ini) dengan alasan berbeda : buat numpahin uneg-uneg dan keluhan. Well, bukan alasan yang bagus emang. Tapi jujur aja saya kesal tiap buka home facebook atau timeline twitter yang isinya ngga variatif (kalo bukan ngeluh, pamer, jualan, pacaran, berantem) dan saya bertekad ngga mau menambah penderitaan teman-teman maupun follower saya dengan melakukan hal yang sama. Jadi solusinya adalah bikin blog, dimana saya bisa share apapun, sepanjang apapun, senarsis apapun, sesuai keinginan saya. Terserah orang mau baca atau nggak, toh ini blog saya. Dunia saya. Hasil kerja otak saya, sesampah apapun itu. Tapi setelah saya pikir-pikir panjang kali lebar kali tinggi, alangkah baiknya kalo blog saya ini diisi dengan hal-hal bermanfaat juga.

So, this is it! Perwujudan tekad baru, saya akan posting blog minimal dua minggu sekali! Yeah!
*dua  bulan kemudian. blog kembali berdebu
**haha, semoga kali ini nggak ;p

Cheers! Thanks for reading. Buat dirimu bermanfaat untukmu sendiri dan orang-orang di sekitarmu :D

Thursday, May 17, 2012

Out of the Box

Sesuai judul, topik postingan kali ini melampaui kewajaran saya, hehe. Jadi ceritanya saya ingin membagi pengetahuan yang saya dapat secara ngga sengaja *kasarnya, nyaris nguping*. Tapi darimana pun asalnya, saya mem-publish tulisan ini dengan harapan bisa bermanfaat buat pembaca sekalian

Di kantor saya, ada semacam pengajian rutin setiap hari Jumat, dua minggu sekali, setelah ashar, diasuh oleh seorang ustadz yang sudah lumayan akrab dengan orang-orang kantor. Hari Jumat sekitar tiga minggu yang lalu, sang ustadz datang lebih awal dan sempat mengobrol dengan mbak di kantor saya, yang saat itu baru akan melangsungkan pernikahan (saat tulisan ini dibuat, mbaknya udah nikah). Sebenarnya saya ngga berniat nguping, tapi karena mejanya si mbak tepat di samping meja saya dan topiknya lumayan menarik, saya jadi ikutan nyimak deh.  Topiknya, tentu saja, tentang cinta. Hehe.

Menurut sang ustadz, cinta itu bisa dibagi menjadi tiga tipe menurut asalnya. Dan asal cinta ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan pernikahan itu nanti. Ini saya ikutin istilahnya ustadz aja ya.

Tipe yang pertama adalah tipe Eros. Eros adalah dewa cinta dari mitologi yunani yang terkenal karena memiliki penampilan fisik yang oke banget *katanya. Di mitologi romawi, ia digambarkan sebagai anak laki-laki gendut bersayap yang kemana-mana membawa panah cinta. Yak bener, Cupid. Tipe cinta yang ini mudah ditebak, yaitu cinta karena keindahan fisik si lawan jenis.

Tipe yang kedua yaitu tipe Philip. Saya gagal paham, Philip yang dimaksud ini yang mana (maklum yang namanya Philip dalam sejarah banyak banget). Tipe cinta yang ini, berlawanan dengan tipe yang pertama. Misalnya cinta karena sifatnya yang baik, perhatian, kata-kata yang manis, intinya yang lebih ke "inner" dari si lawan jenis.

Dari kedua tipe yang sudah disebutkan, bisa disimpulkan bahwa yang paling rentan adalah tipe Eros. Karena kalau keelokan paras si kekasih hati mulai memudar, misalnya karena usia, cinta pun ikut menghilang. Sementara sekilas, tipe Philip terlihat seperti cinta sejati. Tapi saat kata-kata manis berkurang, perhatian terhenti, sifat yang baik mulai berubah, apa cinta masih tetap sama? Nah jadi solusinya, cinta yang bener itu adalah cinta yang didasari oleh keyakinan. Keyakinan bahwa orang itu adalah orang yang dipilihkan Allah, ditakdirkan sebagai pendamping hidup kita. Inilah yang disebut tipe ketiga, yaitu Sejati (iya emang istilahnya ga matching sama kedua istilah sebelumnya, tapi saya mah ngikutin istilah ustadz aja *pembelaan*). Jadi yang saya tangkap, tipe ini lebih didasari oleh keikhlasan untuk menerima siapa pun pendamping hidup kita, dengan keyakinan bahwa Allah telah memilihkan orang yang paling tepat. Mungkin tipe inilah yang dianut ayah dan ibu kita, kakek dan nenek kita, dan pasangan-pasangan lain yang langgeng sampai akhir hayat.

Untuk kita-kita yang pemikiran dan perasaannya masih 'dangkal', tipe cinta ini masih bisa diubah kok. Jadi untuk teman-teman yang sudah menemukan calon pendamping hidup, coba deh alasan cintanya diubah, biar makin awet. Dan untuk yang masih single fighter, jangan panik. Allah paling tahu yang terbaik untuk kita :D

old couples make me realize that true loves do exist

Cheers! Thanks for reading. Maap kalo bahasannya kesana kemari :p

Saturday, March 24, 2012

Working Time

Yes I'm in the mood of blogging :D

Working as Bogor-Jakarta commuter is a new thing to me. How we struggle to get seat on the train, how to survive in the middle of passengers (baca : desek-desekan), and how to be patient hearing someone talking all the time just beside our ears. Despite of all troubles, I still always try to consider positive things from everything I get, and learn from experiences.

Now I'm working in an outsourcing company, focusing in landscape maintenance. All the projects are in landscape industries, that's mean I have to go from one factory to the others to control the landscape condition. Sometimes I have to redesign some areas and make maintenance plan for the projects. But most of all I prefer to enjoy the existing landscapes, hehee.

Some existing gardens in the projects.

PT Essence Jakarta

view from the other corner


the nursery that I have to re-arrange





PT ICI (Dulux Paint)
Because I'm still new and unexperienced in this thing, I usually get confused with what should I do. Haha. Hope I'll get better as time goes by :p

Cheers! Thanks for reading :D

Friday, March 23, 2012

My First "Pulang Kampung"

Tuban, finally :D

I have been expecting this for 23 years of my life, and alhamdulillah i got the chance to visit my father's hometown, Tuban, early January this year. Tuban is a sea-side city at the edge of East Java. A small yet peaceful place and surprisingly, very homy for me. Stayed at my aunt's house (and it was also the house where my father lived for years) and served with delicious ikan garang asem (the yummiest seafood I've tasted!) made me really want to get back there as soon as i left this city.

Tuban is also well known as "The Thousand Caves City" and "Kota Wali". There are many interesting and unique tourism objects there such as Kwan Sing Bio temple, Nglirip waterfall, hot spring, beaches, some caves like Ngerong and Akbar cave, Sunan Bonang's grave, and underground pesantren. The local government is in process of developing those objects, also the others, to support Tuban towards tourism-based city.

Here are some places that we visited there.

Kwan Sing Bio Temple

inside the temple

maquette plan of Kwan Sing Bio

Kwan Sing Bio is one of the most popular temple (and most visited) in Indonesia. It is located right across a beach, facing to the north, to the Java Ocean. People said that this position made the temple the best place to pray and make wishes. Kwan Sing Bio is also known as the only temple which uses crab symbol at the gate, while the other temples use dragons. The beach across the temple is also a tourism object, but it was just a small beach which sinks when the sea level rises. This beach is full of fishermen's boats at daytime, waiting the sunset for sailing.

can you see the beach?





This is Pantai Kelapa, another beach at Tuban. Also full of boats.



Beside the beaches, we also visit Sunan Bonang's grave and Masjid Agung, and the unique underground pesantren. Unfortunately we weren't allowed to take pictures inside the pesantren. You can get more info here and take a look at the video here.

Well, in just two days there aren't much time to visit all objects there. But I hope there will be next time to enjoy this beautiful city. Somehow I feel connected to this place, and I know I can always call Tuban as my second home. By the way, don't forget to buy some shrimp or fish crackers and shrimp paste (kerupuk ikan/udang dan terasi!) if you visit Tuban. I found them as some of the best, beside the ones from Cirebon and Palembang.

Thanks for reading. Cheers :D

p.s. Forgive my poor grammar and vocabulary. Just trying to practice my English again :p

Thursday, January 19, 2012

Java - Bali Trip : Bali Day 3 - 4

Di hari ketiga, tempat yang kami kunjungi hanya Pasar Sukawati. Pasar ini merupakan favorit wisatawan yang ingin berburu oleh-oleh khas Bali karena harganya yang cukup murah dan masih bisa ditawar pula. Ngga heran kalu pasar yang buka sampai sekitar pukul 4 sore ini selalu ramai. Segala macam barang khas Bali bisa ditemui di sini, mulai dari kain, baju, kaos, lukisan, pernak-pernik kecil, sampai yang jual makanan juga ada (tapi di luar area pasar). Dan ternyata di pasar ini saya ketemu (lagi) dengan Nikita Willy, setelah hari sebelumnya sempat papasan di Tanah Lot. Ya ampuun, dari sekian banyak artis yang ke Bali, kenapa saya ketemunya sama Nikita Willy?? Rio Dewanto kek (ngarep). Sebagaimana artis-artis yang lagi liburan, dia juga diikuti beberapa kamera infotainment. Ah sudahlah, ngga penting.

Dari pengalaman liburan saya kali ini, pelajaran nomor satu adalah : siap-siap kecewa kalo liburan bareng bocah-bocah. Karena saya sudah jauh-jauh ke Bali, capek-capek di jalan, tapi nyampe sana ga bisa kemana-mana karena si ponakan-ponakan kecapean dan maunya tidur melulu di kamar hotel. Gigit jari.

Hari keempat diawali dengan kakak ipar saya yang kena gangguan pencernaan, sehingga ngga bisa ikut jalan-jalan. Padahal hari terakhir ini lumayan seru, kami ke monumen peringatan bom Bali di Legian dan Garuda Wisnu Kencana. Rencananya sih dari GWK mau ke Uluwatu sama Kuta, tapi saya kalah suara sama ponakan-ponakan saya yang pengen cepet-cepet pulang ke Bogor *gigit jari lagi.

Monumen  Bom Bali, Legian
Monumen ini dibangun untuk mengenang korban bom Bali pertama. Banyak bule yang datang dan foto-foto juga di sini, jadi tempat ini pun sudah bisa dianggap objek wisata lah ya. Selain itu, yang saya perhatikan adalah jalan Legiannya sendiri. Jalan sempit dengan alas paving ini hampir seluruhnya diisi bar, klub dan toko oleh-oleh. Dan jujur, saya merasa agak kurang nyaman berjalan di sini. Hmm.





Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park
Area GWK Cultural Park di Tanjung Nusa Dua ini terletak di dataran tinggi, dengan sebuah pelataran luas yang dipahat dari bukit kapur besar. Pelataran ini (namanya Lotus Pond) sering digunakan untuk acara-acara besar, termasuk konser-konser musik. Salah satu objek wisata paling terkenal di Bali ini merupakan area yang nantinya akan menjadi tempat berdirinya monumen Garuda Wisnu Kencana. Sayangnya, monumen karya Nyoman Nuarta ini masih dalam tahap pengerjaan (ngga selesai-selesai). Bagian yang sudah rampung baru kepala Garuda, kepala Dewa Wisnu dan tangannya. Kalau keseluruhan monumen ini jadi, tingginya bahkan akan melebihi Liberty Statue di US sana. Katanya sih bakal jadi monumen terbesar di dunia, jadi ya kita doakan saja agar pengerjaannya bisa terus dilanjutkan.

Lotus Pond alias si pelataran guede

Patung kepala Garuda. Lihat ada jempol kakinya Dewa Wisnu?

Poto disini baru sepi. Di depan patungnya ramaaai

Ini Dewa Wisnu-nya





After the show

Empat hari di Bali masih sangat kurang. banyak objek wisata menarik yang belum dikunjungi, misalnya Uluwatu, Ubud, Gua Gajah, Besakih dan Trunyan. Mudah-mudahan masih ada umur dan rezeki untuk kembali ke pulau cantik ini. Tapi di kunjungan selanjutnya, saya memilih perjalanan udara aja deh.
Malam harinya, kami memulai perjalanan menuju Tuban dan kemudian pulaaang.. Posting selanjutnya akan menyajikan cerita tentang Tuban :D

Cheers! Thanks for reading :D

Sunday, January 15, 2012

Java - Bali Trip : Bali Day 2

Masih cerita tentang liburan di Bali. Berikut tempat-tempat tujuan di hari kedua.

Pura Taman Ayun
Kawasan pura di kabupaten Badung ini dulunya dibangun keluarga raja Mengwi untuk memuja roh leluhur. Sempat rusak karena perang (tahun 1890) dan gempa bumi (tahun 1917) tapi sudah direnovasi dan sekarang sedang diusahakan bisa menjadi warisan dunia. Di sini pengunjung tidak diperbolehkan memasuki pura yang merupakan tempat suci untuk beribadah, tapi disediakan jalan setapak mengitari pagar yang mengelilingi pura sehingga bagian dalam kompleks pura masih bisa dinikmati oleh umum. Lanskap luarnya juga bagus dan terpelihara dengan baik.











Bedugul
Jalan menuju Bedugul mirip jalan ke daerah Puncak, Bogor, hanya saja lebih sempit, ekstrem dan berliku. Tapi pemandangannya juga ngga kalah indah, kalau tidak bisa dibilang lebih bagus. Area ini termasuk kampung muslim, jadi ngga sulit menemukan makanan halal dan masjid. Dan yang jualan di sekitar sini, banyak juga ibu-ibu berkerudung :) Objek wisata utama di Bedugul adalah Pura Ulun Danu dan Kebun Raya Eka Karya.

Pura Ulun Danu Bratan, Bedugul
Pura ini berada di tepi Danau Bratan, hampir di puncak pegunungan. Kalau tidak salah pura ini dibangun sebagai tempat pemujaan kepada Dewi Danu, yang menguasai air, sungai dan danau. Pura ini, bersama Tanah Lot merupakan dua dari beberapa spot paling banyak difoto di Bali dan paling banyak muncul dalam foto-foto kalender :p






Kebun Raya Eka Karya
Merupakan salah satu dari empat kebun raya pertama di Indonesia, dan saat ini adalah yang terluas (walaupun mungkin lebih banyak area wilderness-nya). Kalau ngga salah ingat penjelasan dosen saya, kebun raya Bali ini menyimpan koleksi tanaman dataran tinggi iklim kering.






Tanah Lot
Saya ngga punya penjelasan buat objek yang ini. Agak menyesal karena ngga bisa dapet foto bagus pura yang di atas batunya, saking ramainya orang disana (maklum liburan).






Sekian! Thanks for reading! :D