Thursday, January 19, 2012

Java - Bali Trip : Bali Day 3 - 4

Di hari ketiga, tempat yang kami kunjungi hanya Pasar Sukawati. Pasar ini merupakan favorit wisatawan yang ingin berburu oleh-oleh khas Bali karena harganya yang cukup murah dan masih bisa ditawar pula. Ngga heran kalu pasar yang buka sampai sekitar pukul 4 sore ini selalu ramai. Segala macam barang khas Bali bisa ditemui di sini, mulai dari kain, baju, kaos, lukisan, pernak-pernik kecil, sampai yang jual makanan juga ada (tapi di luar area pasar). Dan ternyata di pasar ini saya ketemu (lagi) dengan Nikita Willy, setelah hari sebelumnya sempat papasan di Tanah Lot. Ya ampuun, dari sekian banyak artis yang ke Bali, kenapa saya ketemunya sama Nikita Willy?? Rio Dewanto kek (ngarep). Sebagaimana artis-artis yang lagi liburan, dia juga diikuti beberapa kamera infotainment. Ah sudahlah, ngga penting.

Dari pengalaman liburan saya kali ini, pelajaran nomor satu adalah : siap-siap kecewa kalo liburan bareng bocah-bocah. Karena saya sudah jauh-jauh ke Bali, capek-capek di jalan, tapi nyampe sana ga bisa kemana-mana karena si ponakan-ponakan kecapean dan maunya tidur melulu di kamar hotel. Gigit jari.

Hari keempat diawali dengan kakak ipar saya yang kena gangguan pencernaan, sehingga ngga bisa ikut jalan-jalan. Padahal hari terakhir ini lumayan seru, kami ke monumen peringatan bom Bali di Legian dan Garuda Wisnu Kencana. Rencananya sih dari GWK mau ke Uluwatu sama Kuta, tapi saya kalah suara sama ponakan-ponakan saya yang pengen cepet-cepet pulang ke Bogor *gigit jari lagi.

Monumen  Bom Bali, Legian
Monumen ini dibangun untuk mengenang korban bom Bali pertama. Banyak bule yang datang dan foto-foto juga di sini, jadi tempat ini pun sudah bisa dianggap objek wisata lah ya. Selain itu, yang saya perhatikan adalah jalan Legiannya sendiri. Jalan sempit dengan alas paving ini hampir seluruhnya diisi bar, klub dan toko oleh-oleh. Dan jujur, saya merasa agak kurang nyaman berjalan di sini. Hmm.





Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park
Area GWK Cultural Park di Tanjung Nusa Dua ini terletak di dataran tinggi, dengan sebuah pelataran luas yang dipahat dari bukit kapur besar. Pelataran ini (namanya Lotus Pond) sering digunakan untuk acara-acara besar, termasuk konser-konser musik. Salah satu objek wisata paling terkenal di Bali ini merupakan area yang nantinya akan menjadi tempat berdirinya monumen Garuda Wisnu Kencana. Sayangnya, monumen karya Nyoman Nuarta ini masih dalam tahap pengerjaan (ngga selesai-selesai). Bagian yang sudah rampung baru kepala Garuda, kepala Dewa Wisnu dan tangannya. Kalau keseluruhan monumen ini jadi, tingginya bahkan akan melebihi Liberty Statue di US sana. Katanya sih bakal jadi monumen terbesar di dunia, jadi ya kita doakan saja agar pengerjaannya bisa terus dilanjutkan.

Lotus Pond alias si pelataran guede

Patung kepala Garuda. Lihat ada jempol kakinya Dewa Wisnu?

Poto disini baru sepi. Di depan patungnya ramaaai

Ini Dewa Wisnu-nya





After the show

Empat hari di Bali masih sangat kurang. banyak objek wisata menarik yang belum dikunjungi, misalnya Uluwatu, Ubud, Gua Gajah, Besakih dan Trunyan. Mudah-mudahan masih ada umur dan rezeki untuk kembali ke pulau cantik ini. Tapi di kunjungan selanjutnya, saya memilih perjalanan udara aja deh.
Malam harinya, kami memulai perjalanan menuju Tuban dan kemudian pulaaang.. Posting selanjutnya akan menyajikan cerita tentang Tuban :D

Cheers! Thanks for reading :D

Sunday, January 15, 2012

Java - Bali Trip : Bali Day 2

Masih cerita tentang liburan di Bali. Berikut tempat-tempat tujuan di hari kedua.

Pura Taman Ayun
Kawasan pura di kabupaten Badung ini dulunya dibangun keluarga raja Mengwi untuk memuja roh leluhur. Sempat rusak karena perang (tahun 1890) dan gempa bumi (tahun 1917) tapi sudah direnovasi dan sekarang sedang diusahakan bisa menjadi warisan dunia. Di sini pengunjung tidak diperbolehkan memasuki pura yang merupakan tempat suci untuk beribadah, tapi disediakan jalan setapak mengitari pagar yang mengelilingi pura sehingga bagian dalam kompleks pura masih bisa dinikmati oleh umum. Lanskap luarnya juga bagus dan terpelihara dengan baik.











Bedugul
Jalan menuju Bedugul mirip jalan ke daerah Puncak, Bogor, hanya saja lebih sempit, ekstrem dan berliku. Tapi pemandangannya juga ngga kalah indah, kalau tidak bisa dibilang lebih bagus. Area ini termasuk kampung muslim, jadi ngga sulit menemukan makanan halal dan masjid. Dan yang jualan di sekitar sini, banyak juga ibu-ibu berkerudung :) Objek wisata utama di Bedugul adalah Pura Ulun Danu dan Kebun Raya Eka Karya.

Pura Ulun Danu Bratan, Bedugul
Pura ini berada di tepi Danau Bratan, hampir di puncak pegunungan. Kalau tidak salah pura ini dibangun sebagai tempat pemujaan kepada Dewi Danu, yang menguasai air, sungai dan danau. Pura ini, bersama Tanah Lot merupakan dua dari beberapa spot paling banyak difoto di Bali dan paling banyak muncul dalam foto-foto kalender :p






Kebun Raya Eka Karya
Merupakan salah satu dari empat kebun raya pertama di Indonesia, dan saat ini adalah yang terluas (walaupun mungkin lebih banyak area wilderness-nya). Kalau ngga salah ingat penjelasan dosen saya, kebun raya Bali ini menyimpan koleksi tanaman dataran tinggi iklim kering.






Tanah Lot
Saya ngga punya penjelasan buat objek yang ini. Agak menyesal karena ngga bisa dapet foto bagus pura yang di atas batunya, saking ramainya orang disana (maklum liburan).






Sekian! Thanks for reading! :D

Monday, January 9, 2012

Java - Bali Trip : Bali Day 1

Sambungan dari post sebelumnya.

Bagian dari perjalanan menuju Bali yang paling mengesankan buat saya adalah berkilo-kilometer jalan berkelok-kelok di tengah hutan dari Situbondo ke Banyuwangi, malam hari menjelang tahun baru 2012. Motor-motor berseliweran menuju Banyuwangi, penumpangnya kebanyakan pemuda dan pemudi. Mungkin mau menikmati tahun baru dengan menyaksikan gemerlap kembang api dari Bali *dari sekitar Ketapang kelihatan. Saya sebenernya kurang excited dengan segala macam perayaan tahun baru, kecuali film di tivi yang jadi bagus-bagus. Dan kali ini pun, ternyata saya malah sama sekali ngga merasakan pergantian tahun. Penyeberangan dari Ketapang berangkat sekitar pukul 23.00 WIB, lama penyeberangan kira-kira satu jam, jadi seharusnya kami tiba di Gilimanuk sekitar tengah malam, WIB. Dan pastinya di Bali sudah pukul 01.00 WITA saudara-saudari.. Hahaha.

Setelah 6 jam perjalanan dari pelabuhan, sampailah kami di Sanur, tempat kami menginap selama di Bali. Sempat mampir sholat subuh di sebuah SPBU. Oiya, kalau di pulau Jawa hampir semua SPBU ada musholanya, nah di Bali ini yang pasti ada adalah pura kecil atau semacam tempat berdoa umat Hindu. Tempat berdoa ini juga bisa kita temukan di hampir setiap bangunan di Bali, baik rumah, tempat usaha, pasar, mall besar, bahkan warung *saya ga tau namanya, mungin Sendy bisa bantu?* Yang saya perhatikan adalah, makin besar bangunannya, si tempat ibadah ini makin besar juga. Berbeda dengan di Jakarta atau Bogor ya, dimana ukuran mushola di dalam mall-mall besar kadang ngga proporsional sama sekali.

Setelah mandi, beres-beres dan istirahat sebentar, wisata Bali dimulai. Yang paling dekat duluan, yaitu Pantai Sanur. Ternyata Sanur di hari pertama tahun 2012 ga ada bedanya sama Ancol, sama-sama kayak cendol.  Cuma di Sanur cendolnya kebanyakan impor. Jadi setelah sepuluh menit muter-muter pantai, kami menyerah dan balik ke hotel untuk tidur siang *betapa malasnya. Sore harinya kami baru keluar lagi, dengan tujuan muter-muter kota Denpasar. Di perjalanan saya mendapati ada satu jalan yang khusus menjual tanaman dan ornamen lanskap. Haha, jadi inget Pajajaran. Kami berhenti di semacam taman kota dengan sebuah tugu di tengahnya. Baca papan namanya, Monumen Perjuangan Rakyat Bali, atau setelah saya cari di wikipedia namanya adalah Monumen Bajra Sandhi. Sayang kami datang kesorean, jadi cuma bisa foto-foto di pelatarannya. Keterangan mengenai monumen ini bisa dibaca disini.



 


 

Dari monumen, kami lanjut puter-puter kota untuk cari makanan halal. Dan makanan halal di tempat yang muslimnya minoritas susah banget. Alternatifnya terbatas pada warung padang, warung jawa, atau warung yang memajang tulisan "Warung Muslim". Kalau bener-bener mentok ya mau nggak mau, franchise macam McDonalds, KFC atau Pizza Hut. Ada juga sih rumah makan macam Bumbu Desa atau D'Cost, tapi kok ngga spesial aja rasanya, jauh-jauh ke Bali makannya di franchise lagi. Yang sempat bikin shock adalah betapa mudahnya kita menemukan warung babi guling di Bali ini. Dengan foto si babi malang terpampang di depan warungnya. Bahkan di daerah Tabanan kami menemukan sebuah warung yang cara penyajiannya sangat frontal, yaitu dengan memajang si babi guling di atas meja, di pinggir jalan. Duh. Akhirnya setelah mencapai daerah pinggiran kota, ketemu juga deretan warung muslim dengan berbagai menu. Alhamdulillah. Masalah kembali muncul ketika akan sholat maghrib. Malam itu, kami mencari masjid sampai masuk-masuk komplek perumahan. Tapi setelah nemu, rasanya senang banget. Lebih senang dibanding sholat di masjid dekat rumah. Mungkin benar apa kata orang, nikmatnya sholat berjamaah di masjid baru berasa kalau masjid jadi tempat langka. Sekarang saya benar-benar bersyukur dengan mudahnya nyari tempat sholat dan makanan halal di Bogor *dulunya cuek-cuek aja. Ah sudahlah. Waktunya tidur dan simpan tenaga untuk kembali bertualang keesokan harinya :D

to be continued..


Saturday, January 7, 2012

Java - Bali Trip : The Journey

I'm back from Balii :D

Alhamdulillah, akhirnya dapet juga kesempatan ke Bali. Liburan tahun baru ini saya diajak kakak ikut roadtrip ke Bali. Disini, penekanannya pada roadtrip. ROAD TRIP. Yak, ke Bali naek mobil pribadi. Wow. A real new experience for me, dimana saya hanyalah orang yang menghabiskan 23 kali lebaran di Bogor dan belum pernah sekalipun menginjak daerah timur pulau Jawa, ini malah mau nyebrang pula, naek mobil, lebih-lebih dari mudik. Tapi demi Bali, dan demi iming2 "nanti pulangnya mampir ke Tuban (kampung halaman Bapak saya)," saya dengan semangat menyanggupi.

Kami berangkat Jumat siang dengan mobil avan*a berisikan 6 penumpang. Di depan kakak ipar saya dan temannya sebagai supir cadangan, bangku tengah kakak saya dan keponakan kelas 1 SD, bangku belakang saya dan keponakan kelas 6 SD. Perjalanan berangkat Bogor - Bali makan waktu hampir 2 hari *sempat mampir dulu ke Kediri, tempatnya kakak ipar saya* dan melibatkan beberapa kantong penuh cemilan, sekardus air mineral, intip peta setiap setengah jam, sekujur badan pegal-pegal dan beberapa tendangan ke muka. Ditambah sport jantung karena kakak ipar saya ternyata punya obsesi tersembunyi jadi pembalap. Rute yang kami lewati dari Bogor ke jalur utara, yaitu Jakarta-Cikampek-Indramayu-Cirebon-Brebes-Tegal-Pemalang-Pekalongan-Kendal-Semarang. Lalu belok ke jalur tengah, Ungaran-Salatiga-Boyolali-Solo-Magetan-Madiun-Nganjuk-Kediri (transit sekitar 3 jam)-Jombang-Mojokerto-Sidoarjo-Pasuruan-Probolinggo-Situbondo-Banyuwangi. Fiuh. Kalo di-list begini jauh juga ternyata -__-*

Berbeda dengan perjalanan udara, perjalanan darat menurut saya menawarkan lebih banyak pemandangan yang bisa dilihat. Saat melintasi kota-kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur misalnya, saya jadi sadar betapa penuh dan semrawutnya jalanan di kota Jakarta, Bogor dan Bandung.

Udah dulu ah, postingan berikutnya menyusul yaa.