Tuesday, December 20, 2011

My Own Money, My Happiness

Saya belum lama ini abis gajian *cieee gajiaan! Padahal honor proyekan doang, ga seberapa juga. Tapi lumayan lah buat jajan. Alhamdulillah :)

Nah. Selama ini saya punya sebuah teori. Sesuatu yang pertama kali dibeli setelah seseorang gajian dapat mencerminkan si orang tersebut. Saya sudah beberapa kali menerima honor dari proyekan, tapi biasanya honor tersebut habis untuk hal lain, misalnya nraktir ponakan-ponakan yang bejibun, habis buat ongkos sehari-hari (karena kalo punya uang, saya jadi ga minta ke orang tua), atau yang belum lama ini, habis buat perbanyakan skripsi. Haha. Jadi bisa dibilang saya belum pernah benar-benar membelanjakan honor saya untuk sesuatu yang saya inginkan.

Dari honor yang terakhir ini, setelah disisihkan untuk ditabung dan hal-hal lainnya, masih tersisa beberapa rupiah untuk saya jajan. Jajan pertama saya yaitu clear holder (map dokumen yang plastik2 itu loh, yang buat nyimpen ijazah, dll) karena tadinya dokumen-dokumen penting saya dari lahir sampai SMA masih disimpan di map-map terpisah. Akte kelahiran dan dokumen-dokumen SD malah masih nebeng di map Mamah-Bapak. Jadi setelah wisuda kemarin saya diamanahi Mamah untuk beli map dokumen sendiri, supaya berkas-berkas penting bisa tersimpan rapi dan ngga tercecer. Selain clear holder, saya juga membeli tempat pensil karena tempat pensil saya yang lama sudah buluk. Walaupun sudah lulus kuliah, punya tempat pensil yang agak bagus ngga dilarang dong? Toh saya masih punya pensil, pulpen dan kawan-kawannya yang lain yang butuh tempat bernaung. Barang lain yang saya beli? Stok cemilan, tentu :p

 Tapi di samping belanjaan awal saya, barang yang menurut saya paling representatif untuk teori saya di atas adalah.... *jengjengjeeeng. Buku tanaman. Hahahaha. Believe it or not, saya baru saja membeli dua buku tanaman (kenapa jugaa harus tanaman chaaa?). Yang pertama buku "Tanaman Hias Indonesia", satu lagi "100 Ide Aplikasi Vertical Garden Indoor dan Outdoor". Buku yang pertama dibeli atas rekomendasi dari Manceu, karena buku Galeri Tanaman Lanskap saya dipinjem orang dan ngga balik, jadi sekarang saya ngga punya referensi kalo mau nyari tanaman. Huhu. Intermezzo, tadi saya sempat lihat buku Galeri, harganya sekarang 130 ribu. Uwoh, padahal waktu beli dulu hanya 85 ribu (yaiyalah itu 4 tahun yang lalu). Dan saya memutuskan membeli buku satunya lagi karena tertarik setelah buka-buka sekilas, serta mempertimbangkan trend lanskap vertikal yang makin berkembang akhir-akhir ini *apa deh chaaa -___-

Daaan perasaan saya setelah membeli dua buku tersebut : PUAS. Ternyata memang beda ya rasanya, bisa membeli apa yang kita inginkan dengan uang sendiri, hasil keringat sendiri. Ngga heran orang bisa jadi workaholic, demi mendapatkan apa yang mereka inginkan. Hari ini, saya belajar sesuatu. 
Money can't buy happiness, 
but money can help you find your happiness. 
Though, money is not everything!

Sekian untuk celoteh saya kali ini. Thanks for reading.
Cheers :D

Monday, December 12, 2011

Berkebun

Hari minggu lalu saya menghabiskan waktu sepagian berkebun bersama Mamah. Oke, namanya aja sih berkebun, tapi intinya yang kami lakukan kemarin adalah repotting dan menata ulang letak pot-pot di depan rumah (maklum ga punya halaman luas, tanemannya di pot semua). Dan kemarin itu saya ngga foto2, jadi ini gambarnya nyomot dari mbahgugel semua :p




Jadi kenapa sih tanaman itu harus di-repotting? Hm kalo bagian ini mungkin teman-teman saya Titou sama Sendy lebih ngerti, karena ini adalah kerjaan mereka sehari-hari :p Saya disini hanya mau berbagi informasi sejauh yang saya tahu dan pelajari dari hasil magang sebulan di nursery, 4 tahun yang lalu.

Pertama, tentang repotting itu sendiri. Repotting bisa diterjemahkan secara bebas sebagai memindahkan tanaman dari satu pot atau wadah ke pot atau wadah lain. Pot lain ini bisa jadi lebih besar atau lebih kecil dari pot sebelumnya, tergantung kebutuhan maupun keinginan si empunya tanaman (misalnya mau dibonsai, berarti pake pot yang lebih kecil dong ya). Tapi istilah repotting setahu saya juga bisa digunakan untuk pekerjaan memperbarui media tanam.

Kedua, pentingnya repotting. Seluruh bagian tanaman tumbuh dan berkembang, termasuk akar (yang ngga kelihatan). Makin besar dan berkembang akar, ruang yang dibutuhkan juga makin banyak supaya tanaman ngga stres. Repotting juga bisa mencegah pot atau wadah rusak akibat akar yang menjulur kemana-mana. Jadi kalau ingin tanaman tumbuh makin besar, rajin-rajinlah mengganti potnya dengan wadah yang lebih besar juga. Demikian sebaliknya, kalau ingin membatasi pertumbuhan tanaman, tempatkan tanaman dalam pot dengan ukuran yang sesuai keinginan. Oiya, tanaman yang baru dibeli dari nursery atau abang keliling juga sebaiknya di-repotting untuk aklimatisasi. Terkadang tanaman dalam pot dari abang keliling hanya ditempatkan dalam media tanam yang kurang cocok, sehingga repotting diperlukan sesegera mungkin,atau minimal diganti media tanamnya. Repotting juga bisa diterapkan kalau kita ingin menyiapkan tanaman untuk display di wadah yang lebih bagus (masa tanemannya bagus tapi potnya butut, pasaran turun dong :p)



Repotting ini sebaiknya dilakukan dalam jangka waktu tertentu, misalnya beberapa bulan. Bisa juga menyesuaikan dengan kondisi tanaman, misalnya kalau akarnya mulai merusak pot lama, nah repotting ngga bisa ditunda lagi. Buat pembaca yang suka berkebun juga, ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan dalam proses repotting.
  • Setelah dikeluarkan dari pot lama, akar tanaman yang saling berbelit bisa direnggang-renggangkan dengan hati-hati. Maksudnya memberi ruang lebih pada akar untuk tumbuh di pot baru nantinya.
  • Media tanam dari pot lama sebaiknya jangan semuanya dibuang. Sisakan sedikit dalam bola akarnya supaya adaptasi tanaman terhadap media baru tidak terlalu berat.
  • Kalau akar tanaman sudah terlalu ruwet, bisa dipotong sedikit ujung-ujungnya. Tapi jangan berlebihan juga yaa motongnya.


Sekian dari sayaa. Semoga bermanfaat, dan terima kasih sudah membaca :D

Graduation Day


Alhamdulillah, Rabu 7 Desember 2011 yang lalu, saya resmi dikukuhkan menjadi Sarjana Pertanian :)

Wisuda, bagi saya, bukan sekedar simbolisasi kelulusan (pake toga, nunggu nama dipanggil, pindah kuncir, salaman sama rektor, terima ijazah walau masih fotokopian, pengalungan medali dan foto-foto) tapi juga sebuah hari dimana orang tua saya bisa ikut merasakan kelulusan saya. Lah emang sebelum-sebelumnya nggak? Ya enggak lah. Pas seminar, sidang, ngurus2 surat kelulusan dll saya berjuang di kampus dengan berbekal doa dari orang tua, sementara beliau-beliau hanya bisa menunggu kabar baik di rumah. Jadi wisuda adalah momen yang tepat untuk saya, mempersembahkan keberhasilan setelah kuliah selama 5 tahun (pas 5 tahun! harusnya lebih cepet :p) bagi orang-orang yang punya andil terbesar dalam hidup saya. Walaupun memang kelulusan ini belum berarti banyak dibandingkan apa yang beliau-beliau telah berikan, setidaknya hari itu saya bahagia melihat mereka tersenyum :)

Foto-foto ini repost dari facebook, tapi boleh ya saya muat lagi disini

Thanks a bunch Chanchan yang udah nyempetin dateng pagi2

Foto sama Bapak-Mamah dan Ibu Kadep

Twins in black and white, haha







Walaupun akhirnya bunga-bunga tersebut layu, tapi seneng banget dapet bunga ^^

Cheers! Thanks for reading :D