Monday, January 12, 2015

Japan Summer Trip #4 : Tokyo Field Trip

Hari berikutnya, Jumat 22 Agustus, jadwalnya kami keliling Tokyo. Berangkat pagi-pagi lagi dengan mata masih sepet (jam 8 pagi kumpul, sama aja kayak jam 6 disuruh stand by di parkiran GWW untuk naik bis). Nah karena kali ini si alat masak udah diambil, saya jadi bisa ngebekel nasi goreng pake abon rendang. Makan siang aman alhamdulillah.
nasi goreng bekel makan siang
blueberries. mahal dan masih kalah enak sama rambutan
 Menuju Tokyo, kami lewat tol lagi dan keluar di tengah kota. Nah ini baru macet. Tapi macetnya di Jepang tetep aja tertib, ga hectic kayak di Jabodetabek. Dan macetnya cuma 30 menitan. Tapi 30 menit itu ternyata berpengaruh banget sama tujuan kunjungan kami. Kami harus mengurangi salah satu objek karena telat, haha. Betapa disiplinnya orang Jepang..

Meguro Sky Garden di Ohashi Junction, Meguro
Perhentian pertama kami yang molor 30 menit dari jadwal. Meguro Sky Garden ini terletak di tengah kota, daerah sibuknya Tokyo. Tujuan utama pembuatan taman ini sebenarnya menutupi perpotongan dua jalur kereta, namun sangat diperhatikan juga untuk mengakomodasi kegiatan warga di sekitarnya. Unik ya. Roof garden ini baru dibuka kurang dari 2 tahun yang lalu (Maret 2013), jadi ngga heran kalo tanamannya masih kecil-kecil dan di atas situ hawanya panas banget (plus di tengah musim panas). Tapi desainnya tergolong unik. Bangunannya sendiri bentuknya oval, jadi roof gardennya linear melingkar mengikuti bentukan oval tadi. Di bagian tengah yang lebih rendah (Ohashi Junction) ada lapangan futsal yang sering dipake warga untuk olahraga atau sekedar kumpul. Ada juga area untuk berkebun bagi warga sekitar. Meguro Sky Garden didesain oleh lulusan Landscape Architecture dari Chiba University yang jadi host summer program ini, jadi waktu kita ke sana, kita disambut dengan sangat baik. Taman ini terbagi menjadi beberapa zonasi, yaitu western square (main entrance), four season-garden, traditional japanese, relaxing area, public square, forestry area, community space, service garden dan hidden garden. Tanaman di setiap zona menyesuaikan sama tema zona yang berbeda-beda tersebut.


ngadem dulu



lapangan futsal di Ohashi Junction
parkir sepeda cuy
community garden



Keyakizaka Complex Rooftop Garden dan Roppongi Midtown Garden, Roppongi Hills
Roppongi Hills adalah salah satu area terbangun paling bergengsi di Tokyo, terdiri dari gedung-gedung perkantoran, apartemen, shopping center, pusat hiburan, dan lain-lain. Di Roppongi ini juga banyak terdapat roof garden yang terawat dengan sangat baik. Saking tua dan terawatnya, pas masuk ke kompleks ini kita ngga berasa di atas bangunan. Pohon-pohonnya besar dan teduh, semak dan bunganya beragam, dan banyak serangganya.






Keyakizaka Complex merupakan salah satu roof garden di area ini. Letaknya di lantai paling atas gedung, di atas theatre. Sambungan antara lantai paling atas ini dengan bangunan utamanya dilengkapi semacam 'bantalan' (bukan full beton) untuk meminimalisir guncangan bila ada gempa bumi. Tamannya berbentuk trapesium dan kegiatannya sesuai musim, yang menjadi daya tarik utama. Di Spring kegiatannya menanam padi di sawah. Iya, ada sawah di roof garden ini. Tapi padi yang ditanam bukan padi untuk dimasak menjadi nasi, melainkan jenis yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan sake. Di Spring dan Summer juga ditanam berbagai sayur dan buah. Autumn biasanya penuh jadwal panen, baik panen padi tadi (hingga proses pengolahan) atau sayuran lainnya. Nah kegiatan Winter ngga kalah menarik, yaitu pengolahan jerami sisa panen padi hingga pembuatan kue mochi (biasanya sekitar tahun baru). Selain area pertanian dan perkebunan tadi, ada juga kolam kecil di salah satu sudut taman. Dengan rangkaian kegiatan tersebut, taman ini cocok banget untuk objek darmawisata anak-anak sekolahan. Tapi tidak semua orang bisa masuk taman ini dengan bebas, perlu izin khusus dari pihak pengelola. Yang seru, dari taman ini kita bisa melihat sekeliling kota Tokyo dari ketinggian, termasuk Tokyo Tower yang terkenal itu.






Selesai keliling roof garden, kami diberi waktu setengah jam untuk jalan-jalan di sekitar pusat pertokoannya Roppongi. Pas banget summer ini lagi ada semacam Doraemon expo, dalam rangka promosi film Stand By Me-nya Doraemon. Patung-patung Doraemon berbagai pose dan ekspresi memenuhi satu area di Roppongi, jadi saya puas-puasin foto deh di situ.
lagi ada yang latihan buat Bon Odori
ciee lope lope gitu
laba-laba Maman, artwork terkenal di Roppongi
bahkan ada doraemon yang masih kuning dan berkuping
mau poto disini kudu ngantriii
selfie dulu boleh lah yaa
jauh-jauh kesana belinya ini. rasanya sama kayak di Indo
Hama-rikyu Garden
Yang ini favorit saya. Setelah seharian keliling roof garden yang modern tapi panas, diajakin ke Hama-rikyu ini oase banget. Hama-rikyu ini letaknya di tengah kota, jadi agak ajaib gitu masuk taman bergaya tradisional yang latar belakangnya penuh gedung-gedung tinggi. Berasa naik mesin waktu ke zaman dulu. Taman ini awalnya milik keluarga Shogun Tokugawa dan dulu berfungsi sebagai benteng terluar kastil Edo. Salah satu sisi taman berbatasan langsung dengan Teluk Tokyo, jadi ada area kolam yang berisi air laut saat air pasang. Taman ini sempat mempunyai nama Hama-goten (Istana Pantai), lalu setelah Restorasi Meiji kepemilikannya beralih ke keluarga kerajaan dan diganti namanya jadi Hama-rikyu sampai sekarang. Pada saat gempa bumi besar Kanto dan Perang Dunia II, beberapa bangunan tea-house hancur. Keluarga kerajaan menghibahkan taman ini ke pemerintah kota Tokyo pada 1945, dan setelah restorasi besar-besaran, taman dibuka untuk umum pada 1946. Saat ini Hama-rikyu termasuk Special Places of Scenic Beauty and Special Historic Sites milik negara (termasuk cultural heritage).
gate to the past
temen-temen saya semangat foto sama teteh dan aa berkimono
pinus 300 tahun
backgroundnya gedung-gedung modern
Uchibori (semacam kanal gitu)

Taman ini full service, untuk pengunjung disediakan semacam gadget yang berfungsi sebagai 'interpreter', dilengkapi juga dengan GPS. Ada kejadian menarik pas saya mau masuk taman ini. Kami diberi penjelasan dulu tentang cara penggunaan gadget tadi di dekat loket. Bapak yang ngasih gadget ke saya bilang, ada macam-macam bahasa yang bisa dipilih di gadget. English, Spanish, Korean, Japanese, dan beberapa lainnya. Lalu si Bapak nanya ke saya, "Where do you come from?" Saya pikir dia mau nanya bahasa apa yang saya paham. "I'm from Indonesia, but English is ok" lalu si Bapak ngajarin cara pakai gadgetnya. Setelah selesai beliau bilang "Tunggu sebentar ya". Saya bengong. Lah si Bapak bisa ngomong bahasa Indo! Hahaha. Ternyata beliau pernah tinggal di Bali sekitar 2 tahun. Terus kita jadi ngobrol. Dodolnya, walaupun si Bapak ngomong Indo saya tetep jawab pake English. Yang ada temen-temen saya pada bingung karena kita ngobrol pake bahasa gado-gado.
si gadget canggih







Sekitar jam 6, taman tutup jadi kami harus cepat-cepat keluar. Walaupun dengan bantuan GPS, ternyata ngga gampang kembali ke gerbang masuk tadi. Tamannya luas banget, dan saya masih belum puas ngelilinginnya. Semua spot rasanya cantik dan saya pengen berlama-lama jalan santai dan duduk di sana. Mungkin suatu saat saya bisa kembali lagi ke sana dan jalan seharian sampe puas. Someday, aamiin..

-masih to be continued-

No comments:

Post a Comment