Thursday, May 17, 2012

Out of the Box

Sesuai judul, topik postingan kali ini melampaui kewajaran saya, hehe. Jadi ceritanya saya ingin membagi pengetahuan yang saya dapat secara ngga sengaja *kasarnya, nyaris nguping*. Tapi darimana pun asalnya, saya mem-publish tulisan ini dengan harapan bisa bermanfaat buat pembaca sekalian

Di kantor saya, ada semacam pengajian rutin setiap hari Jumat, dua minggu sekali, setelah ashar, diasuh oleh seorang ustadz yang sudah lumayan akrab dengan orang-orang kantor. Hari Jumat sekitar tiga minggu yang lalu, sang ustadz datang lebih awal dan sempat mengobrol dengan mbak di kantor saya, yang saat itu baru akan melangsungkan pernikahan (saat tulisan ini dibuat, mbaknya udah nikah). Sebenarnya saya ngga berniat nguping, tapi karena mejanya si mbak tepat di samping meja saya dan topiknya lumayan menarik, saya jadi ikutan nyimak deh.  Topiknya, tentu saja, tentang cinta. Hehe.

Menurut sang ustadz, cinta itu bisa dibagi menjadi tiga tipe menurut asalnya. Dan asal cinta ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan pernikahan itu nanti. Ini saya ikutin istilahnya ustadz aja ya.

Tipe yang pertama adalah tipe Eros. Eros adalah dewa cinta dari mitologi yunani yang terkenal karena memiliki penampilan fisik yang oke banget *katanya. Di mitologi romawi, ia digambarkan sebagai anak laki-laki gendut bersayap yang kemana-mana membawa panah cinta. Yak bener, Cupid. Tipe cinta yang ini mudah ditebak, yaitu cinta karena keindahan fisik si lawan jenis.

Tipe yang kedua yaitu tipe Philip. Saya gagal paham, Philip yang dimaksud ini yang mana (maklum yang namanya Philip dalam sejarah banyak banget). Tipe cinta yang ini, berlawanan dengan tipe yang pertama. Misalnya cinta karena sifatnya yang baik, perhatian, kata-kata yang manis, intinya yang lebih ke "inner" dari si lawan jenis.

Dari kedua tipe yang sudah disebutkan, bisa disimpulkan bahwa yang paling rentan adalah tipe Eros. Karena kalau keelokan paras si kekasih hati mulai memudar, misalnya karena usia, cinta pun ikut menghilang. Sementara sekilas, tipe Philip terlihat seperti cinta sejati. Tapi saat kata-kata manis berkurang, perhatian terhenti, sifat yang baik mulai berubah, apa cinta masih tetap sama? Nah jadi solusinya, cinta yang bener itu adalah cinta yang didasari oleh keyakinan. Keyakinan bahwa orang itu adalah orang yang dipilihkan Allah, ditakdirkan sebagai pendamping hidup kita. Inilah yang disebut tipe ketiga, yaitu Sejati (iya emang istilahnya ga matching sama kedua istilah sebelumnya, tapi saya mah ngikutin istilah ustadz aja *pembelaan*). Jadi yang saya tangkap, tipe ini lebih didasari oleh keikhlasan untuk menerima siapa pun pendamping hidup kita, dengan keyakinan bahwa Allah telah memilihkan orang yang paling tepat. Mungkin tipe inilah yang dianut ayah dan ibu kita, kakek dan nenek kita, dan pasangan-pasangan lain yang langgeng sampai akhir hayat.

Untuk kita-kita yang pemikiran dan perasaannya masih 'dangkal', tipe cinta ini masih bisa diubah kok. Jadi untuk teman-teman yang sudah menemukan calon pendamping hidup, coba deh alasan cintanya diubah, biar makin awet. Dan untuk yang masih single fighter, jangan panik. Allah paling tahu yang terbaik untuk kita :D

old couples make me realize that true loves do exist

Cheers! Thanks for reading. Maap kalo bahasannya kesana kemari :p

5 comments:

  1. Such a deep, deep thought. Hihi curhat niyee si Ichaaaa :D

    ReplyDelete
  2. just sharing chaan. ehehee ;p

    ReplyDelete
  3. Dan untuk yang masih single fighter, jangan panik. Allah paling tahu yang terbaik untuk kita :D

    Hahahaaaaaaaa Ichaaaa ngasih clue bgt deh sih!

    ReplyDelete
  4. mantep cha. topik yg mendewasakan pemikiran saya :D

    ReplyDelete